Sabtu, 09 Februari 2013

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL G3P2A0 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
Keluhan-keluhan pada umumnya terjadi selama masa kehamilan. Keluhan tersebut umum didapatkan pada kondisi hamil dan merupakan kejadian yang normal. Keluhan tersebut diantaranya adalah :
1.      Mual dan muntah pada awal kehamilan
2.      Heart burn
3.      Konstipasi
4.      Hemoroid
5.      Varises Vena (pembuluh balik)
6.       Bercak Vagina
7.      Nyeri Punggung (backache)
8.      Gangguan Berkemih
9.      Pembengkakan Gusi
10.   Gangguan Tidur
11.  Pembengkakan pada Tungkai dan Kaki

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transpor zat asam yang dibutuhkan sesekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin dalam wanita hamil dalam keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu belum hamil. Jumlah eritrosit meningkat sampai 10.000 per ml. Dan produksi pembuluh trombosit pun meningkat pula.
Postur wanita hamil mempengaruhi tekanan darah arteri. Tekanan darah di arteri brakialis bervariasi saat duduk atau berbaring dalam posisi telentang. Biasanya, tekanan darah arteri menurun sampai ke titik terendah selama trimester kedua atau trimester ketiga awal dan kemudian meninggi. Tekanan diastolic mengalami penurunan lebih besar daripada sistolik. Tekanan vena antecubiti tetap tidak berubah selama kehamilan, tetapi pada posisi telentang tekanan vena femoralis meningkat terus-menerus dari 8 cm H2O pada awal kehamilan menjadi 24 cm H2O pada aterm. Dengan menggunakan pelacak berlabel radiokatif. beserta peneliti lain telah menemukan bahwa aliran darah di tungkai berkurang selama kehamilan, kecuali dalam posisi berbaring miring. Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di ekstremitas bawah selama bagian terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis dan vena kava inferior akibat tekanan uterus yang membesar. Meningkatnya tekanan vena akan kembali normal bila wanita hamil tersebut berbaring miring dan segera setelah melahirkan. Dari sudut pandang klinis, menurunnya aliran darah dan meningkatnya tekanan darah vena ekstremitas bawah tersebut sangatlah penting. Perubahan-perubahan ini ikut berperan dalam terjadinya edema dependen yang sering dialami oleh para wanita ketika mendekati aterm, juga terhadap timbulnya varises vena di tungkai bawahdan vulva, serta hemoroid.

Dalam pembicaraan sehari-hari penyakit vena kronis maupun insufisiensi vena kronis pada tungkai sering disebut oleh orang awam dengan istilah varises. Kelainan pada pembuluh darah vena menempati tempat yang pertama untuk dibicarakan, karena kasusnya adalah yang paling sering dan terbanyak ditemukan dalam Klinik Rawat Jalan Bedah Vaskular. Walaupun kelainan vena kronis pada ekstremitas inferior tidak mengancam jiwa, tetapi menimbulkan morbiditas yang nyata yang memerlukan pengelolaan yang benar (Sitio, 2010).
Menurut Cheatle (1989) dalam Sitio (2010), Penyakit vena kronis pada tungkai adalah keadaan yang menyatakan adanya gangguan aliran darah vena (venous return) pada tungkai, dimana gangguan fungsi pada vena tersebut akan bertambah berat dengan berjalannya waktu. Jumlah kasus penyakit vena kronis dihitung dalam setahun pada kaum perempuan dan kaum laki-laki menurut studi Framingham (kota di Amerika Serikat, 1988) adalah 2,6 % perempuan dan 1,9 % laki-laki (Bergan, 2006).
Faktor risiko terjadinya varises menurut Yuwono (2006) dalam Sitio (2010) adalah kehamilan lebih dari dua kali. Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di ekstremitas bawah selama kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis dan vena kava inferior akibat tekanan uterus yang membesar (Cunningham dkk, 2006 dalam Sitio, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Boivin dkk (2000) dalam Sitio (2010) pada 66 wanita hamil, diameter vena safena magna meningkat antara trimester pertama dan ketiga dan menurun pada periode postpartum. Kesimpulan dari hasil penelitian mereka adalah diameter dari vena superfisialis meningkat selama kehamilan dan menurun setelah periode postpartum untuk kembali ke keadaan semula. Menurut Sarwono (2006) pelebaran-pelebaran pembuluh vena tersebut merupakan reaksi - reaksi sitem vena terutama dindingnya terhadap perubahan hormonal dalam kehamilan. Otot-otot polos dinding pembuluh darah melemah akibat pengaruh hormon-hormon steroid. Biasanya ibu hamil merasa tidak percaya diri karena mengalami varises diikuti dengan rasa gatal dan denyut di sekitar pembuluh darah yang diserang.


B.     Pembatasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai Asuhan Keperawatan Ibu Hamil G3P2A0 dengan Varises di daerah Ekstremitas. Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis akan membahas tentang :
1.      Definisi Varises
2.      Penyebab Varises
3.      Pengkajian pada Ante Natal
4.      Perumusan Diagnosa
5.      Intervensi pada penanganan Varises
6.      Implementasi pada Penanganan Varises
7.      Evaluasi setelah dilakukan asuhan keperawatan

C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1.      Untuk mengetahui keluhan saat kehamilan
2.      Untuk mengetahui proses terjadinya varises
3.      Untuk mengetahui cara mengatasi Varises

D.    Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, menggunakan metode kepustakaan. Mengkaji pustaka terhadap bahan–bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam  makalah ini. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai Asuhan Keperawatan Ibu hamil G3P2A0 dengan varises.







BAB 2
TINJAUAN TEORI

A.    Varises
Varises ( vena varikosa ) adalah pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan berliku - liku pada ekstremitas bawah, sering pada distribusi anatomis dari vena safena magna dan parva. Guratan-guratan ungu akibat pelebaran pembuluh darah atau varises di kaki bisa menyebabkan nyeri akan mengganggu penampilan. Kondisi ini dipicu banyak hal, mulai dari keturunan hingga kurang olahraga. Varises umumnya merupakan salah satu keluhan-keluhan yang banyak di alami pada kehamilan. Rasa nyeri di sekitar pembuluh darah yang melebar terjadi karena pelebaran itu menyebabkan saraf-saraf di sekitarnya terdesak. Selain itu, vena yang melebar di bagian ekstremitas bawah (kaki) juga mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah kembali ke jantung (pramudiarja, 2010)
Varises vena disebabkan oleh pengumpulan darah pada vena bagian perifer (tepi) akibat tidak efisiennya katup yang ada. Pada kondisi normal, katup pada vena mencegah darah kembali mengalir ke tungkai. Peningkatan volume darah dan peningkatan tekanan akibat pembesaran rahim dapat melambatkan aliran darah yang terkadang menyebabkan pembesaran atau pembengkakan dari pembuluh balik. Varises vena dapat berupa pelebaran vena yang berwarna biru di permukaan kulit, gatal, dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Kaki dan persendian dapat menjadi bengkak. Varises vena merupakan keluhan umum akibat kehamilan.

B.     Penyebab Varises
1.      Keturunan
Faktor tunggal yang paling menentukan terjadinya varises adalah genetik. Seseorang yang memiliki riwayat varises pada salah satu kerabat atau leluhurnya, besar kemungkinannya ia juga akan mengalami kondisi yang sama
2.      Kehamilan
Peningkatan aliran darah selama kehamilan terjadi di hampir semua bagian, tak terkecuali kaki. Ditambah beban ekstra dari kandungan yang terus membesar, ibu-ibu sering mendapatkan varises saat hamil dan kadang tidak hilang meski sudah melahirkan.
3.      Hormonal
Faktor lain yang memicu terjadinya varises di kaki pada ibu hamil adalah perubahan hormonal selama mengandung. Faktor ini juga bisa memicu varises pada para remaja puber serta para wanita yang memasuki masa menopause atau menggunakan kontrasepsi hormonal. Pada saat hamil terjadi peningkatan hormon progesteron yang membuat elastisitas dinding pembuluh darah bertambah sehingga dinding pembuluh darah (baik arteri maupun vena) makin lentur yang berakibat pembuluh darah jadi tambah besar dan melebar. Di satu sisi pelebaran pembuluh darah ini perlu untuk memenuhi kebutuhan janin, yakni agar aliran darah dan volume darah tersuplai dengan baik, hingga pertumbuhan janin normal.
4.      Kurang bergerak
Banyak pekerja kantoran yang mengalami varises karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya duduk seharian. Faktor kurang gerak menyebabkan sirkulasi darah di kaki tidak lancar, memicu tekanan berlebih di sekitar kaki dan hasilnya pembuluh darah lama-lama akan melebar.
5.      Terlalu banyak berdiri
Kebalikan dari terlalu banyak duduk, seseorang yang terlalu banyak berdiri juga rentan mengalami varises. Dalam posisi berdiri, darah lebih banyak terkonsentrasi di kaki sehingga tekanannya di daerah itu meningkat. Jika terlalu lama, kondisi ini menyebabkan pembuluh darah melebar secara permanen.
C.    Komplikasi Varises
Varises jarang menimbulkan komplikasi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada varises adalah :
1.      Ulkus atau borok. Ulkus atau borok sering terjadi terutama pada daerah dekat mata kaki.
2.      Gumpalan darah. Jika varises semakin membesar maka akan terbentuk gumpalan – gumpalan darah yang disebut sebagai thrombophlebitis. Selanjutnya kaki akan semakin membengkak akibat gumpalan – gumpalan darah yang membutuhkan penanganan medis.

D.    Pencegahan
1.      Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara berkala
2.      Hindari berada dalam posisi yang membatasi peredaran darah pada tungkai (seperti menyilangkan kaki ketika duduk)
3.      Tinggikan posisi tungkai dan kaki ketika duduk
4.      Berolahraga secara teratur
5.      Pemakaian stoking namun hindari pakai celana yang terlalu ketat di bagian tungkai
6.      HIndari Pemakaian sepatu hak tinggi
7.      Cobalah meletakkan kaki pada posisi lebih tinggi saat berbaring atau duduk santai. Dengan demikian aliran darah pada pembuluh vena yang menuju jantung menjadi lebih lancar.
8.      Hindari menekuk atau menyilangkan kaki saat duduk karena akan menyebabkan pembuluh vena tertekan.
9.      Sebaiknya lebih sering berbaring dengan posisi miring ke kiri. Hal ini bertujuan agar pembuluh vena yang terletak di belakang rahim agak ke kanan tidak tertekan.
10.  Jangan pernah memijat daerah yang bervarises, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh vena. Lakukan pijatan secara ringan namun teratur, di daerah rawan varises dengan arah menuju jantung dengan lembut dan gunakan minyak esensial yang sudah dilarutkan.
11.  Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc.
12.  Kurangi konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan, dan protein hewani




E.     Penanganan Varises
Untuk penanganan dan obat varises, dokter dapat melakukan operasi (pembedahan), obat oral atau obat suntik yang tergantung dari berat ringannya varises. Pengobatan varises adalah :
1.      Memakai stoking kompressi
Stoking kompressi memiliki berbagai macam ukuran dan kekuatan penekanan. Stoking kompressi bermanfaat untuk memperbaiki pembengkakan, pertukaran nutrisi, dan meningkatkan mikrosirkulasi pada kaki yang terdapat varises. Selain itu bermanfaat untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan akibat penyakit ini. Memakai stoking kompresi harus kuat tapi tidak selalu harus ketat. Jika dengan memakai stoking kompresi, varises tidak mengalami penyembuhan maka harus dipertimbangkan pengobatan yang lain.
2.      Sclerotherapy
Dalam prosedur ini, dokter menyuntikkan obat kedalam varises yang akan membuat varises menyusut. Obat yang sering digunakan adalah golongan sklerosan seperti polidocanol (POL) and sodium tetradecyl sulphate (STS). Sclerotherapy telah digunakan untuk mengobati varises selama 150 tahun.
3.      Bedah laser
Dokter menggunakan teknologi baru yaitu bedah laser untuk menutup pembuluh darah varises yang kecil dan varises yang menyerupai sarang laba-laba.
4.      Endovenous thermal ablation
Endovenous thermal ablation adalah metode pengobatan varises yang tergolong efektif untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang namun tidak semua dokter dapat melakukan teknik ini karena harus kursus dan memiliki peralatannya yang lumayan mahal.
5.      Vein stripping
Vein stripping adalah membuang sebagian atau keseluruhan vena varises. Ini merupakan prosedur rawat jalan bagi kebanyakan orang.



BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN VARISES

A.    Pengkajian
Tanggal : 11 Desember 2012
Data Umum Klien
1.      Initial klien                  : Ny. Y
2.      Usia                             : 27 tahun
3.      Status Perkawinan      : pernikahan pertama dengan suami pertama Tn. W 29
  tahun
4.      Pekerjaan                     : Wirausaha
5.      Pendidikan Terakhir    : SMA

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
NO
Tahun
Jenis persalinan
penolong
Jenis kelamin
Berat badan
1
2009
Normal
Bidan
Laki-laki
2800
2
2010
Normal
Bidan
Laki-laki
3200

Pengalaman menyusui
1.      Anak pertama tidak menyusui karena ASI tidak Keluar
2.      Anak Kedua menyusui ± 1 tahun

Riwayat KB
KB suntik 3 Bulam

Riwayat Kehamilan Saat Ini
HPHT                          : 30 April 2012
Taksiran Partus            : 6 Januari 2012
Tekanan Darah            : 100/70
BB/TB                         : 65/160
Usia Gestasi                : 32 minggu 5 hari

Data Umum Kesehatan Saat Ini
1.      Status Obstertik          : G3P2A0H32 minggu
2.      Keadaan umum           : baik
3.      Kesadaran                   : compos metis
4.      Tanda Vital                 : TD = 100/70
  RR = 19x/menit
  N   = 108x/menit
  S    = 36,5 º C
5.      Kepala leher
Kepala                         : benjolan (-), Ketombe (-), Rontok (-)
Mata                            : Ikterik (-), Konjungtivitis (-), Anemis (-), Strabismus (-)
Hidung                        : Lesi (-), Sinusitis (-), tidak ada sumbatan
Mulut                          : Stomatitis (-), Tonsilitis (-), Karies (-)
Telinga                        : Lesi (-), Serumen (-)
Leher                           : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6.      Dada
Jantung                        : Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru                     : Vesikuler, Ronchi (-), Wheezing (-)
Pengeluaran ASI         : belum ada pengeluaran ASI
Putting Susu                : putting sudah keluar, Luka (-)
7.      Abdomen
Tinggi Fundus Uterus : 32 cm
Leopold 1                    : TFU teraba dipertengahan antara Px dan pusat, teraba
   lembek, tidak bulat, tidak melenting (bokong)
                        Lepold  2                     : kanan = teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)
                                                               kiri    = teraba datar seperti papan (punggung)
                        Leopold 3                    : teraba keras, bulat, melenting (kepala)
                        Leopold 4                    : kepala sudah memasuki pintu atas panggul (divergen)

                        Pigmentasi       : ada
                        Linea Nigra     : ada
                        Striae               : ada
8.      Ekstremitas    
Atas                 : edema (-), varises (-)
Bawah             : edema (-), varises (+)
Reflek patella  : +2
Masalah Khusus          : gangguan rasa nyaman
9.      Eliminasi
Urin     :  frekuensi = ± 5x/hari, Konsistensi = cair, warna = kuning cerah
BAB    : frekuensi  = ± 1x/2hari, konsistensi = padat, warna = kuning
10.  Istirahat dan kenyamanan
Pola tidur 1-2 kali sehari
Lama tidur malam  ± 8 jam
Lama tidur siang  ± 3 jam
11.  Latihan/ senam            : jalan pagi
12.  Nutrisi dan cairan
Asupan nutrisi             : ± 3x sehari, menu : ikan, sayuran, nasi, tempe/tahu, dan
   buah
                        Asupan cairan             : Susu dan air mineral
13.  Penerimaan terhadap kehamilan         : ibu merasa senang dengan kehamilan
   Ketiganya
14.  Persiapan persalinan
þ  Senam hamil
þ  Rencana tempat melahirkan
þ  Perlemhkapan kebutuhan bayi dan ibu
þ  Kesiapan mental ibu dan keluarga
þ  Pengaturan tentang tanda-tanda melahirkan
15.  Masalah yang ditemukan : gangguan rasa nyaman : nyeri


B.     Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah
·      Data Subjektif
klien mengatakan bahwa kakinya terasa sering pegal dan ada urat-urat yang menonjol di kakinya
·      Data Objektif
Inspeksi ekstremitas : terdapat varises di bagian betis klien
Pembuluh darah vena

Tekanan dan beban meningkat saat kehamilan

Pembuluh darah tertekan

Katup menghilang

Darah terbendung

Pembuluh darah melebar dan menonjol

Sirkulasi darah terganggu

Timbul rasa tidak nyaman dan pegal
Gangguan rasa nyaman

C.    Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder

D.    Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali pertemuan nyeri dapat terkontrol
·      Kaji skala nyeri




·      anjurkan ibu untuk berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung

·      anjurkan ibu untuk memijat kaki secara perlahan dan ringan dengan menggunakan minyak urut
·      beritahu ibu jangan berdiri terlalu lama dan istirahatkan dengan cara duduk sambil meluruskan kaki
·      Dorong pasien untuk sering mengubah posisi
·      Skala nyeri secara langsung berhubungan dengan luasnya kekurangan sirkulasi, proses inflamasi.
·      Mendorong aliran balik vena untuk memudahkan sirkulasi, menurunkan pembentukan statis
·      Meningkatkan vasodilatasi dan aliran balik vena dan perbaikan edema lokal.


·     Menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan kontraksi otot dan gerakan.


·     Menurunkan/mencegah kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.

E.     Evaluasi
Implementasi
Evaluasi
·      Mengkaji skala nyeri
·      Mengaanjurkan ibu untuk berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung

·      menganjurkan ibu untuk memijat kaki secara perlahan dan ringan dengan menggunakan minyak urut

·      memberitahu ibu jangan berdiri terlalu lama dan istirahatkan dengan cara duduk sambil meluruskan kaki

·      mendorong pasien untuk sering mengubah posisi
S : Klien mengatakan merasa lebih
      nyaman dan nyeri lebih berkurang
O :  -    Klien tampak rileks
-          RR = 19x /menit
-          TD = 100/70
-          Skala nyeri = 3
A : Gangguan Rasa nyaman sudah
       Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
-          Anjurkan ibu untuk rutin melakukan kegiatan ini di rumah

BAB 4
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Varises sendiri merupakan kelainan pada pembuluh darah balik (vena), di mana terjadi penurunan atau hilangnya elastisitas dinding vena, vena yang berkelok-kelok, menonjol dan berbelit dan kerusakan katup. Varises sering terdapat pada ekstermitas bawah karena efek gravitasi pada tekanan vena.
Pada 1981, trendelenburg memperhatikan bahwa varises diakibatkan oleh katup-katup vena yang tidak kompenten dan tekanan hidrostatik yang tidak normal pada ekstermitas bawah.
Secara umum gejala klinis yang biasa ditimbulkan, yakni rasa nyeri, berat di betis, kram, dan tromboflebitis (panas dan nyeri). Namun sebenarnya gejala varises sendiri ada beberapa tingkatan.