BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan
adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam
tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko
pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa
faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah
resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang
berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya
pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi. Beberapa faktor resiko
yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko
tinggi.
Keluhan-keluhan
pada umumnya terjadi selama masa kehamilan. Keluhan tersebut umum didapatkan
pada kondisi hamil dan merupakan kejadian yang normal. Keluhan tersebut
diantaranya adalah :
1. Mual
dan muntah pada awal kehamilan
2. Heart
burn
3. Konstipasi
4. Hemoroid
5. Varises
Vena (pembuluh balik)
6. Bercak Vagina
7. Nyeri
Punggung (backache)
8. Gangguan
Berkemih
9. Pembengkakan
Gusi
10. Gangguan Tidur
11. Pembengkakan
pada Tungkai dan Kaki
Sirkulasi
darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat
lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu
dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan
puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30%. Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk
memenuhi keperluan transpor zat asam yang dibutuhkan sesekali dalam kehamilan.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin jauh lebih
besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal
ini tidak boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah
hemoglobin dalam wanita hamil dalam keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu
belum hamil. Jumlah eritrosit meningkat sampai 10.000 per ml. Dan produksi
pembuluh trombosit pun meningkat pula.
Postur
wanita hamil mempengaruhi tekanan darah arteri. Tekanan darah di arteri
brakialis bervariasi saat duduk atau berbaring dalam posisi telentang.
Biasanya, tekanan darah arteri menurun sampai ke titik terendah selama
trimester kedua atau trimester ketiga awal dan kemudian meninggi. Tekanan
diastolic mengalami penurunan lebih besar daripada sistolik. Tekanan vena
antecubiti tetap tidak berubah selama kehamilan, tetapi pada posisi telentang
tekanan vena femoralis meningkat terus-menerus dari 8 cm H2O pada awal
kehamilan menjadi 24 cm H2O pada aterm. Dengan menggunakan pelacak berlabel
radiokatif. beserta peneliti lain telah menemukan bahwa aliran darah di tungkai
berkurang selama kehamilan, kecuali dalam posisi berbaring miring.
Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di ekstremitas bawah selama bagian
terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis dan vena kava
inferior akibat tekanan uterus yang membesar. Meningkatnya tekanan vena akan
kembali normal bila wanita hamil tersebut berbaring miring dan segera setelah
melahirkan. Dari sudut pandang klinis, menurunnya aliran darah dan meningkatnya
tekanan darah vena ekstremitas bawah tersebut sangatlah penting.
Perubahan-perubahan ini ikut berperan dalam terjadinya edema dependen yang
sering dialami oleh para wanita ketika mendekati aterm, juga terhadap timbulnya
varises vena di tungkai bawahdan vulva, serta hemoroid.
Dalam
pembicaraan sehari-hari penyakit vena kronis maupun insufisiensi vena kronis
pada tungkai sering disebut oleh orang awam dengan istilah varises. Kelainan
pada pembuluh darah vena menempati tempat yang pertama untuk dibicarakan,
karena kasusnya adalah yang paling sering dan terbanyak ditemukan dalam Klinik
Rawat Jalan Bedah Vaskular. Walaupun kelainan vena kronis pada ekstremitas
inferior tidak mengancam jiwa, tetapi menimbulkan morbiditas yang nyata yang
memerlukan pengelolaan yang benar (Sitio, 2010).
Menurut
Cheatle (1989) dalam Sitio (2010), Penyakit vena kronis pada tungkai adalah
keadaan yang menyatakan adanya gangguan aliran darah vena (venous return)
pada tungkai, dimana gangguan fungsi pada vena tersebut akan bertambah berat
dengan berjalannya waktu. Jumlah kasus penyakit vena kronis dihitung dalam
setahun pada kaum perempuan dan kaum laki-laki menurut studi Framingham (kota
di Amerika Serikat, 1988) adalah 2,6 % perempuan dan 1,9 % laki-laki (Bergan,
2006).
Faktor
risiko terjadinya varises menurut Yuwono (2006) dalam Sitio (2010) adalah
kehamilan lebih dari dua kali. Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di
ekstremitas bawah selama kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis
dan vena kava inferior akibat tekanan uterus yang membesar (Cunningham dkk,
2006 dalam Sitio, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Boivin dkk (2000)
dalam Sitio (2010) pada 66 wanita hamil, diameter vena safena magna meningkat
antara trimester pertama dan ketiga dan menurun pada periode postpartum.
Kesimpulan dari hasil penelitian mereka adalah diameter dari vena superfisialis
meningkat selama kehamilan dan menurun setelah periode postpartum untuk kembali
ke keadaan semula. Menurut Sarwono (2006) pelebaran-pelebaran pembuluh vena
tersebut merupakan reaksi - reaksi sitem vena terutama dindingnya terhadap
perubahan hormonal dalam kehamilan. Otot-otot polos dinding pembuluh darah
melemah akibat pengaruh hormon-hormon steroid. Biasanya ibu hamil merasa tidak
percaya diri karena mengalami varises diikuti dengan rasa gatal dan denyut di
sekitar pembuluh darah yang diserang.
B. Pembatasan Masalah
Makalah ini membahas
mengenai Asuhan Keperawatan Ibu Hamil G3P2A0 dengan Varises di daerah
Ekstremitas. Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan
ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis akan membahas
tentang :
1. Definisi
Varises
2. Penyebab
Varises
3. Pengkajian
pada Ante Natal
4. Perumusan
Diagnosa
5. Intervensi
pada penanganan Varises
6. Implementasi
pada Penanganan Varises
7. Evaluasi
setelah dilakukan asuhan keperawatan
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui keluhan saat
kehamilan
2. Untuk mengetahui proses terjadinya varises
3. Untuk mengetahui cara mengatasi
Varises
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, menggunakan
metode kepustakaan. Mengkaji pustaka terhadap bahan–bahan kepustakaan yang
sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini. Sebagai referensi juga diperoleh
dari situs web internet yang membahas mengenai Asuhan Keperawatan Ibu hamil
G3P2A0 dengan varises.
BAB
2
TINJAUAN
TEORI
A. Varises
Varises ( vena
varikosa ) adalah pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan berliku -
liku pada ekstremitas bawah, sering pada distribusi anatomis dari vena safena
magna dan parva. Guratan-guratan ungu akibat pelebaran pembuluh darah atau
varises di kaki bisa menyebabkan nyeri akan mengganggu penampilan. Kondisi ini
dipicu banyak hal, mulai dari keturunan hingga kurang olahraga. Varises umumnya
merupakan salah satu keluhan-keluhan yang banyak di alami pada kehamilan. Rasa
nyeri di sekitar pembuluh darah yang melebar terjadi karena pelebaran itu
menyebabkan saraf-saraf di sekitarnya terdesak. Selain itu, vena yang melebar
di bagian ekstremitas bawah (kaki) juga mengurangi kemampuan jantung untuk
memompa darah kembali ke jantung (pramudiarja, 2010)
Varises vena
disebabkan oleh pengumpulan darah pada vena bagian perifer (tepi) akibat tidak
efisiennya katup yang ada. Pada kondisi normal, katup pada vena mencegah darah
kembali mengalir ke tungkai. Peningkatan volume darah dan peningkatan tekanan
akibat pembesaran rahim dapat melambatkan aliran darah yang terkadang
menyebabkan pembesaran atau pembengkakan dari pembuluh balik. Varises vena
dapat berupa pelebaran vena yang berwarna biru di permukaan kulit, gatal, dan
menyebabkan rasa tidak nyaman. Kaki dan persendian dapat menjadi bengkak.
Varises vena merupakan keluhan umum akibat kehamilan.
B.
Penyebab
Varises
1.
Keturunan
Faktor tunggal yang paling
menentukan terjadinya varises adalah genetik. Seseorang yang memiliki riwayat
varises pada salah satu kerabat atau leluhurnya, besar kemungkinannya ia juga
akan mengalami kondisi yang sama
2.
Kehamilan
Peningkatan aliran darah selama
kehamilan terjadi di hampir semua bagian, tak terkecuali kaki. Ditambah beban
ekstra dari kandungan yang terus membesar, ibu-ibu sering mendapatkan varises
saat hamil dan kadang tidak hilang meski sudah melahirkan.
3.
Hormonal
Faktor lain yang memicu terjadinya
varises di kaki pada ibu hamil adalah perubahan hormonal selama mengandung.
Faktor ini juga bisa memicu varises pada para remaja puber serta para wanita
yang memasuki masa menopause atau menggunakan kontrasepsi hormonal. Pada saat
hamil terjadi peningkatan hormon progesteron yang membuat elastisitas dinding
pembuluh darah bertambah sehingga dinding pembuluh darah (baik arteri maupun
vena) makin lentur yang berakibat pembuluh darah jadi tambah besar dan melebar.
Di satu sisi pelebaran pembuluh darah ini perlu untuk memenuhi kebutuhan janin,
yakni agar aliran darah dan volume darah tersuplai dengan baik, hingga
pertumbuhan janin normal.
4. Kurang bergerak
Banyak pekerja kantoran yang
mengalami varises karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya duduk
seharian. Faktor kurang gerak menyebabkan sirkulasi darah di kaki tidak lancar,
memicu tekanan berlebih di sekitar kaki dan hasilnya pembuluh darah lama-lama
akan melebar.
5.
Terlalu banyak berdiri
Kebalikan dari terlalu banyak
duduk, seseorang yang terlalu banyak berdiri juga rentan mengalami varises.
Dalam posisi berdiri, darah lebih banyak terkonsentrasi di kaki sehingga
tekanannya di daerah itu meningkat. Jika terlalu lama, kondisi ini menyebabkan
pembuluh darah melebar secara permanen.
C. Komplikasi Varises
Varises
jarang menimbulkan komplikasi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada
varises adalah :
1. Ulkus
atau borok. Ulkus atau borok sering terjadi terutama pada daerah dekat mata
kaki.
2. Gumpalan
darah. Jika varises semakin membesar maka akan terbentuk gumpalan – gumpalan
darah yang disebut sebagai thrombophlebitis. Selanjutnya kaki akan semakin
membengkak akibat gumpalan – gumpalan darah yang membutuhkan penanganan medis.
D.
Pencegahan
1. Hindari
duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara berkala
2. Hindari
berada dalam posisi yang membatasi peredaran darah pada tungkai (seperti
menyilangkan kaki ketika duduk)
3. Tinggikan
posisi tungkai dan kaki ketika duduk
4. Berolahraga
secara teratur
5. Pemakaian
stoking namun hindari pakai celana yang terlalu ketat di bagian tungkai
6. HIndari
Pemakaian sepatu hak tinggi
7. Cobalah meletakkan kaki pada posisi
lebih tinggi saat berbaring atau duduk santai. Dengan demikian aliran darah
pada pembuluh vena yang menuju jantung menjadi lebih lancar.
8. Hindari menekuk atau menyilangkan
kaki saat duduk karena akan menyebabkan pembuluh vena tertekan.
9. Sebaiknya lebih sering berbaring
dengan posisi miring ke kiri. Hal ini bertujuan agar pembuluh vena yang
terletak di belakang rahim agak ke kanan tidak tertekan.
10. Jangan pernah memijat daerah yang
bervarises, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh vena. Lakukan pijatan
secara ringan namun teratur, di daerah rawan varises dengan arah menuju jantung
dengan lembut dan gunakan minyak esensial yang sudah dilarutkan.
11. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah
berserat tinggi dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti
bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan
yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam
folat, kalsium dan zinc.
12. Kurangi konsumsi gula, garam, daging
merah, gorengan, dan protein hewani
E.
Penanganan
Varises
Untuk penanganan dan obat varises,
dokter dapat melakukan operasi (pembedahan), obat oral atau obat suntik yang
tergantung dari berat ringannya varises. Pengobatan varises adalah :
1. Memakai stoking kompressi
Stoking
kompressi memiliki berbagai macam ukuran dan kekuatan penekanan. Stoking
kompressi bermanfaat untuk memperbaiki pembengkakan, pertukaran nutrisi, dan
meningkatkan mikrosirkulasi pada kaki yang terdapat varises. Selain itu
bermanfaat untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan akibat penyakit ini. Memakai
stoking kompresi harus kuat tapi tidak selalu harus ketat. Jika dengan memakai
stoking kompresi, varises tidak mengalami penyembuhan maka harus
dipertimbangkan pengobatan yang lain.
2.
Sclerotherapy
Dalam
prosedur ini, dokter menyuntikkan obat kedalam varises yang akan membuat
varises menyusut. Obat yang sering digunakan adalah golongan sklerosan seperti
polidocanol (POL) and sodium tetradecyl sulphate (STS). Sclerotherapy telah
digunakan untuk mengobati varises selama 150 tahun.
3.
Bedah laser
Dokter
menggunakan teknologi baru yaitu bedah laser untuk menutup pembuluh darah
varises yang kecil dan varises yang menyerupai sarang laba-laba.
4. Endovenous thermal ablation
Endovenous
thermal ablation adalah metode pengobatan varises yang tergolong efektif untuk
jangka pendek maupun untuk jangka panjang namun tidak semua dokter dapat
melakukan teknik ini karena harus kursus dan memiliki peralatannya yang lumayan
mahal.
5. Vein stripping
Vein
stripping adalah membuang sebagian atau keseluruhan vena varises. Ini merupakan
prosedur rawat jalan bagi kebanyakan orang.
BAB
3
ASUHAN
KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN VARISES
A.
Pengkajian
Tanggal : 11 Desember 2012
Data
Umum Klien
1. Initial
klien : Ny. Y
2. Usia : 27 tahun
3. Status
Perkawinan : pernikahan pertama
dengan suami pertama Tn. W 29
tahun
4. Pekerjaan : Wirausaha
5. Pendidikan
Terakhir : SMA
Riwayat
kehamilan dan persalinan yang lalu
NO
|
Tahun
|
Jenis persalinan
|
penolong
|
Jenis kelamin
|
Berat badan
|
1
|
2009
|
Normal
|
Bidan
|
Laki-laki
|
2800
|
2
|
2010
|
Normal
|
Bidan
|
Laki-laki
|
3200
|
Pengalaman
menyusui
1. Anak
pertama tidak menyusui karena ASI tidak Keluar
2. Anak
Kedua menyusui ± 1 tahun
Riwayat
KB
KB suntik 3 Bulam
Riwayat
Kehamilan Saat Ini
HPHT : 30 April 2012
Taksiran Partus : 6 Januari 2012
Tekanan Darah : 100/70
BB/TB : 65/160
Usia Gestasi : 32 minggu 5 hari
Data
Umum Kesehatan Saat Ini
1. Status
Obstertik : G3P2A0H32 minggu
2. Keadaan
umum : baik
3. Kesadaran : compos metis
4. Tanda
Vital : TD = 100/70
RR = 19x/menit
N =
108x/menit
S =
36,5 º C
5. Kepala
leher
Kepala : benjolan (-), Ketombe
(-), Rontok (-)
Mata : Ikterik (-),
Konjungtivitis (-), Anemis (-), Strabismus (-)
Hidung : Lesi (-), Sinusitis
(-), tidak ada sumbatan
Mulut : Stomatitis (-),
Tonsilitis (-), Karies (-)
Telinga : Lesi (-), Serumen (-)
Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
6. Dada
Jantung : Reguler, Murmur (-),
Gallop (-)
Paru-paru : Vesikuler, Ronchi (-),
Wheezing (-)
Pengeluaran
ASI : belum ada pengeluaran ASI
Putting
Susu : putting sudah
keluar, Luka (-)
7. Abdomen
Tinggi
Fundus Uterus : 32 cm
Leopold
1 :
TFU teraba dipertengahan antara Px dan pusat, teraba
lembek, tidak bulat, tidak melenting
(bokong)
Lepold 2 : kanan = teraba bagian terkecil
janin (ekstremitas)
kiri = teraba datar seperti
papan (punggung)
Leopold 3 :
teraba keras, bulat, melenting (kepala)
Leopold 4 :
kepala sudah memasuki pintu atas panggul (divergen)
Pigmentasi : ada
Linea Nigra : ada
Striae : ada
8. Ekstremitas
Atas
: edema (-), varises (-)
Bawah : edema (-), varises (+)
Reflek
patella : +2
Masalah
Khusus : gangguan rasa nyaman
9. Eliminasi
Urin :
frekuensi = ± 5x/hari, Konsistensi = cair, warna = kuning cerah
BAB : frekuensi
= ± 1x/2hari, konsistensi = padat, warna = kuning
10. Istirahat
dan kenyamanan
Pola
tidur 1-2 kali sehari
Lama
tidur malam ± 8 jam
Lama
tidur siang ± 3 jam
11. Latihan/
senam : jalan pagi
12. Nutrisi
dan cairan
Asupan
nutrisi : ± 3x sehari, menu :
ikan, sayuran, nasi, tempe/tahu, dan
buah
Asupan cairan : Susu dan air mineral
13.
Penerimaan terhadap kehamilan : ibu merasa senang dengan kehamilan
Ketiganya
14. Persiapan
persalinan
þ Senam
hamil
þ Rencana
tempat melahirkan
þ Perlemhkapan
kebutuhan bayi dan ibu
þ Kesiapan
mental ibu dan keluarga
þ Pengaturan
tentang tanda-tanda melahirkan
15. Masalah
yang ditemukan : gangguan rasa nyaman : nyeri
B.
Analisa
Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
· Data
Subjektif
klien
mengatakan bahwa kakinya terasa sering pegal dan ada urat-urat yang menonjol
di kakinya
· Data
Objektif
Inspeksi
ekstremitas : terdapat varises di bagian betis klien
|
Pembuluh darah vena
Tekanan dan beban
meningkat saat kehamilan
Pembuluh darah tertekan
Katup menghilang
Darah terbendung
Pembuluh darah
melebar dan menonjol
Sirkulasi darah
terganggu
Timbul rasa tidak nyaman dan pegal
|
Gangguan rasa nyaman
|
C.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan sekunder
D.
Rencana
Tindakan Keperawatan
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 kali pertemuan nyeri dapat terkontrol
|
· Kaji
skala nyeri
· anjurkan
ibu untuk berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung
· anjurkan
ibu untuk memijat kaki secara perlahan dan ringan dengan menggunakan minyak
urut
· beritahu
ibu jangan berdiri terlalu lama dan istirahatkan dengan cara duduk sambil
meluruskan kaki
· Dorong
pasien untuk sering mengubah posisi
|
· Skala
nyeri secara langsung berhubungan dengan luasnya kekurangan sirkulasi, proses
inflamasi.
· Mendorong
aliran balik vena untuk memudahkan sirkulasi, menurunkan pembentukan statis
· Meningkatkan
vasodilatasi dan aliran balik vena dan perbaikan edema lokal.
· Menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan kontraksi otot dan gerakan.
· Menurunkan/mencegah
kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.
|
E.
Evaluasi
Implementasi
|
Evaluasi
|
· Mengkaji
skala nyeri
· Mengaanjurkan
ibu untuk berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung
· menganjurkan
ibu untuk memijat kaki secara perlahan dan ringan dengan menggunakan minyak
urut
· memberitahu
ibu jangan berdiri terlalu lama dan istirahatkan dengan cara duduk sambil
meluruskan kaki
· mendorong
pasien untuk sering mengubah posisi
|
S
: Klien mengatakan merasa lebih
nyaman dan nyeri lebih berkurang
O
: -
Klien tampak rileks
-
RR = 19x /menit
-
TD = 100/70
-
Skala nyeri = 3
A : Gangguan Rasa nyaman sudah
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
-
Anjurkan ibu untuk rutin
melakukan kegiatan ini di rumah
|
BAB
4
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Varises sendiri merupakan kelainan pada pembuluh darah balik
(vena), di mana terjadi penurunan atau hilangnya elastisitas dinding vena, vena
yang berkelok-kelok, menonjol dan berbelit dan kerusakan katup. Varises sering
terdapat pada ekstermitas bawah karena efek gravitasi pada tekanan vena.
Pada 1981, trendelenburg memperhatikan bahwa varises
diakibatkan oleh katup-katup vena yang tidak kompenten dan tekanan hidrostatik
yang tidak normal pada ekstermitas bawah.
Secara umum gejala klinis yang biasa ditimbulkan, yakni rasa
nyeri, berat di betis, kram, dan tromboflebitis (panas dan nyeri). Namun
sebenarnya gejala varises sendiri ada beberapa tingkatan.